Pemira yang Hot!

“Ini murni Opini Pribadi ya temen-temen, gak salah kan saya yang orang biasa memberi pandangan 🙂 – Mengenai gaya tulisan, emang begini adanya juga “
 
“Putusan dari Panpel, Kedua Calon didiskualifikasi, karena poin pelanggaran melebihi batas. Sekarang semua wewenang dikembalikan ke Kongres”

Hmm, akhirnya gue jadi tergelitik juga buat nulis tentang pemira 2013 ini. Ngikutin temen gue Faiz Ilham dengan tulisan Pemirame nya… Apalagi setelah adanya isu yang cukup ‘besar’ , tentang black campaign. Gak cuma anak-anak terkenal kampus (baca : Elit dan Aktivis Kampus) kaan yang boleh menyuarakan opininya. Justru Opini dari rakyat jelata harusnya lebih banyak, hahaha…

Lanjut, jadi ceritanya nih ceritanya, ini Pemira kedua yang gue alamin sejak masuk di Kampus Ganesha ini. Hmm, Kesan terhadap Pemira 2012? Sepi, Calonnya ada 3. Udah, itu doang yang gue inget. Ga ada yang wah, hearing terpusatnya juga nggak seru-seru banget. Perang Gagasan juga kayaknya ga banyak deh. Beda banget ama Pemira 2013, yang news feed ama timeline gue penuh terus dengan kampanye, adu gagasan dan foto-foto cantik dan ganteng kedua calon :p Lumayan laah…

Gw sampain nge tweet gini coba “Bagaimanapun, Pemira  tahun ini, jauh lebih seru, hearing, gagasan dan adu ide dari kedua calon @nyomanjanii & @yorgaperm superb!” –> Di ritwit sama nyoman loh! Oke, ini paragraf paling gak penting di tulisan ini.

Twit tadi saking gue excitednya, karena seolah gue bisa ngeliat perwujudan demokrasi yang ideal. Gaada black campaign, gaada money politics, gaada macem2 deh.  Beda sama yang di tipi-tipi.

Dan setelah gue kepo-kepo situs kedua belah pihak, dan kepo juga di hearing-hearing, gue memutuskan milih nomer…. karena gagasannya yang menurut gue paling sreg. (Hihi, gini2 gue anak KM loh, tapi emang semester ini jarang dateng sih -__-, maafkan aku ya Allah)

Waktu berlalu, sehari- dua hari- tiga hari- empat hari…

Dan Timeline gue di twitter mulai menangkap hal-hal aneh. Yaitu twit-twit menyindir dan menyepet (ada istilah lebih baik ga sih), dari calon yang udah mau gue pilih. Sementara, calon satunya, sepenglihatan gue, gak melakukan itu.Apalagi waktu itu, udah ada daftar pelanggaran pemira, yang menyatakan kubu ini merusak properti kampanye calon lain. Masih Bimbang. Puncaknya saat twit si calon sendiri yang keliatan nyindir, langsung gue bulet milih nomer sebelahnya.

Prinsip gue adalah, di atas SEGALANYA adalah Sportivitas dan Kejujuran. Bodo amat gagasan bagus, figur serba bisa, tapi lo gak main secara fair. Itu Prinsip gue saat milih…

Dan gue milih calon dengan “nomer sebelahnya: itu. Masa pemilihan sekarang udah selesai.

Namun, sekarang muncul tuduhan Black Campaign yang katanya dilakukan calon yang gue pilih. Dan caranya sangat serius dan GAK ELEGAN BANGET.

Gue hanya menunggu sekarang, sama seperti teman-teman yang lain, mengenai putusan dari Panitia Pemira dan Kongres KM (kalo gasalah)

Kalau itu terbukti, gue gatau harus berkata apa lagi. Karena ini terjadi di dunia KEMAHASISWAAN. Kalian tahu gak sih, gue diajarin kalo salah satu fungsi mahasiswa itu : Guardian of Value. Di semua kaderisasi yang gue ikutin, pasti itu disebut-sebut.

Sekarang ,pikirin aja sendiri betapa IRONISNYA kata-kata GoV itu, dibandingin sama yang sedang terjadi sekarang?

Gue gak nuduh kedua calon orang yang pembohong atau apa loh ya. Setau gue, (salah satu calon gue kenal), mereka itu figur yang keliatannya baik dan berkualitas. Kalo bahasa sekarang : berintegritas.  Bisa aja  yang gak bener itu kerjaan timsesnya, atau malah simpatisan yang tidak diketahui. Dan itu, mungkin memang sulit dikendalikan.

Honestly,  gue tetep mengapresiasi, ada dua orang yang udah berani mencalonkan diri, dan mereka itu tetap lebih berani dari ribuan mahasiswa lain (termasuk gue) yang sekarang cuma bisa ngomong, komentar, ngebacot atau bahkan ngumpat?

Tapii, politik itu kejam bro-sis. BLUNDER sedikit ya wassalam. Banyak dari mahasiswa awam kayak gue, mungkin bakal ngeliat sepintas aja, ngumpat-ngumpat, ngecap jelek sama figur, Selesai deh. Sama kayak ngeliat DPR sekarang. Mungkin ada yang bersih, tapii kalian tau sendiri lah ya…

Ini cuma tulisan dari seorang mahasiswa jelata, yang gak jelas asal-usulnya ya temen-temen. Saya pribadi, kebanyakan aktif di unit aja, sama belajar. Haha.  Tapi mudah-mudahan, teman-teman yang di atas sana, yang kerjanya rapat terus, bisa mendengar keresahan hati para pemilih dan penyimak, yang cuma bisa menunggu putusan dan kebijaksanaan kalian.

Jangan sampe, ya, jangan sampe, ternyata semua kemeriahan pemira ini -yang gue acungin jempol- berakhir seperti yang lumrah di tipi-tipi. Bahkan sampe ngerusak hubungan silaturahmi. Jangan sampe deh. Mudah-mudahan kedua calon tetep akur, siapa tau berjodoh #loh

Gue cuma bisa berdoa sekarang. Ya Allah, mudah-mudahan kami semua selalu diberi petunjuk oleh-Mu, berada di Jalan-Mu , sehingga semua bakti kami bisa bermanfaat membangun bangsa ini menjadi bangsa yang jujur dan adil, seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw. di Madinah.

Salam,

 

4 thoughts on “Pemira yang Hot!

  1. Fungsi mahasiswa sebagai Guardian of Value ? Alvin, itu omong kosong yang timbul sejak adanya sebutan mahasiswa. Guardian of Value adalah para ulama yang selalu menjaga kemurnian Hadits-hadits Nabi shallallahu’alaihi wasallam dengan pemahaman salafussholeh. Kalau mahasiswa (indonesia)? kita lihat fakta saja… semua yang duduk di pemerintahan dan menjadi tersangka atau terdakwa atau terpidana korupsi dan kejahatan kerah putih lainnya adalah mantan mahasiswa yang dulu katanya sebagai Guardian of Value….

    Like

    • Aku setengah setuju sih sama pendapat om, tapi aku SETUJU banget, kalau sebenarnya, guardian of Value dll. itu cuma omong kosong filosofis yang diteriakkan saat ospek2,, hahaha

      Masalah bangsa ini emang pada mental, gak terkecuali mereka-mereka yang santri dan agamanya baik pun, juga gak jujur dan bahkan ada yang korupsi?

      Jadi gimana cara buat menanamkan amar makruf nahi munkar itu ya, yang lebih efektif?

      Like

  2. Keknya Indonesia memang blom siap sama Demokrasi ya. Ternyata ga hanya ditatanan Politik Nasional, bahkan di kalangan mahasiswa.
    Apa jadinya kalau black campaign dan kecurangan – kecurangan terjadi sedini mungkin?

    Indonesia oh Indonesia
    “Masih enak jamanku tho?” *komentar pak Harto

    Like

Leave a comment